Suatu hari, teman saya bercerita bahwa dia pernah mengalami kecelakaan yang sangat mengerikan. Logika manusia berkata bahwa seharusnya ia meninggal, tetapi tidak.
Dia selamat sehat wal afiat dan hanya mengalami luka ringan saja; istilahnya, "nyawa balen". Dia berkata, "Saya tertabrak mobil dan terpental dari kendaraan lalu jatuh di dekat ban mobil yang menabrak saya. Saya merasakan rambut terjambak oleh ban mobil."
Dibalik kisah itu, dia sedikit bertanya-tanya, "apakah karena itu?" Bahwa ditengah perjalanan dia melihat seorang pemulung yang sudah tua, yang sedang sibuk membongkar sampah. Karena iba dia merogoh koceknya dan dia berikan semua kepada pemulung itu. Mungkin kita anggap bahwa itu adalah keselamatan diri karena sebuah kebetulan. Tapi, tidak ada yang namanya sebuah kebetulan.
Dari Sayyid Ali Ar-Ridho, dari kakeknya Sayyid Ja'far Ash-Shodiq, dari kakeknya Sayyid Ali Zainal Abidin, dari kakeknya Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah Saw, bersabda: "Sedekah melalui tangan itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana." Sebuah pesan penting didapat dari hadis ini, bahwa tidak ada peristiwa kebetulan, karena segala sesuatu pasti memiliki sebab akibat, dan perilaku yang baik akan menghasilkan buah perilaku yang baik pula.
Dari kisah teman saya di atas, ternyata sedekah dapat merubah nasib atau perjalanan hidup seseorang; sebenarnya tidak hanya sedekah, tetapi doa dan silaturahmi juga dapat merubah takdir kita. Hal ini tidak seperti yang sering kita dengar, bahwa: jodoh, maut, nasib sudah digariskan Tuhan dan tidak bisa diganggu gugat sehingga jika kita mengalami senang dan sengsara karena Tuhan yang menghendakinya.
Sungguh, sebenarnya manusia dapat mengubah jalan hidupnya dengan perbuatan baik, sedekah, silaturahmi, tobat, istighfar, dan rasa syukur. Bisa dikatakan bahwa kita bisa memilih takdir kita sendiri (dengan do'a yang disertai sedekah); sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Yunus yang berdo'a dan bertaubat sehingga terhindar dari murka Allah.
Begitu juga dengan silaturahmi yang dapat memanjangkan umur. Al-Kulaini meriwayatkan, dari Abu Hasan berkata, "Orang yang dapat melakukan silaturahmi Allah akan memanjangkan umurnya tiga puluh tahun." Allah juga telah berfirman:
"Sesungguhnya Aku tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (Q.S. ar-Ra'd [13]:11)
Alkisah, Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah didatangi seseorang yang mengeluh karena perniagaannya yang terus merugi. Dia bertanya tentang apa yang harus dilakukannya. Sayyidian Ali lalu memberi resep yang berbunyi, "Berniagalah engkau dengan Allah."
Berniaga dengan Allah adalah dengan memperbanyak sedekah; setiap sedekah berarti kita meminjami Alalh dan Allah membayarnya denga berlipat ganda seperti dalam surat Al-Baqarah 245:
"Siapa yang memberikan pinjaman yang berarti kepada Allah, niscaya Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya yang banyak sekali dan Allah sanggup mempersulit dan melapangkan rezki dan kepadaNya kamu dikembalikan." Dengan demikian kita dapat menghindari bencana kerugian denga bersedekah.
Pengalaman, kisah dan sejarah telah mengajarkan kepada kita, bahwa ternyata sedekah memiliki daya rubah yang luar biasa. Seperti kisah yang seirng kita dengar ; dimana seorang pelacur bisa masuk surga hanya lantaran memberi sedekah air kepada seekor anjing yang kehausan. Dia terbebas dari bencana neraka karena sedekahnya.
Dari kita itu kita semakin yakin bahwa sedekah memang memiliki kemampuan untuk merubah dan menolak bencana. Akan sia-sia jika kita memandang sedekah sebagai hal yang hanya sekedar mengurangi saldo. Dan hanya kepadaNya kita semua akan kembali. Wallahu'alam.
(Sumber: Buletin Dakwah Pelita Hati Nomor08 edisi10,30 Desember 2005)
5 months ago
wah...makasih pencerahannya
ReplyDeletesama sama
ReplyDelete